Senin, 09 Desember 2013

Mencintai itu Investasi


Mencintai Itu Investasi

“Picik sekali pikiranmu? Cinta ko disamain sama hal berbau komersil sih?”

Mungkin kamu yang baca judulnya udah buru-buru berpikir seperti itu. Hal itu wajar, apalagi kalo kamu belum membaca tulisan ini sampai habis. So, ga ada salahnya buat baca dulu posting ini sampai habis dan temukan jawaban dari rasa ingin tahumu.

Ini adalah definisi investasi menurut wikipedia : Investasi berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.


Oke, fokus! Sekarang kalo kita hubungkan dengan perasaan mencintai.

Mencintai berarti menumbuhkan harapan. Dengan mencintai, kita menanamkan modal berbentuk harapan-harapan yang akan berbuah suatu hal yang menyenangkan kita di masa depan. Ada yang kita berikan disana, sebagai bukti bahwa kita mencintai.

Contoh paling simple dimana rasa mencintai menjadi investasi yang kebal RUGI. Mencintai Sang Maha Cinta. Mencintai dia yang menanamkan rasa cinta di hati kita. Kita mencintaiNya sebagai tanda syukur kita, sebagai bukti Taat kita. Namun di sisi lain, apakah ada harapan-harapan yang ikut menyertai?

PASTI ADA!

Aku mencintaiNya, karena aku berharap masuk surgaNya! Apapun harapanmu, bayangan surga pasti jadi alasanmu mencintaiNya. Atau bisa jadi, alasanmu mencintaiNya juga karena takut akan neraka Nya.

Nah! Sekarang kalo hubungannya sama pasangan gimana nih..

Seorang kawan pernah menceritakan padaku bahwa dia selama lima tahun ini memberikan rasa cintanya pada seseorang. Membumbungkan harapnya yang begitu tinggi untuk masa depan. Mengharapkan aku dan kamu menjadi kita.

“Aku mau ngomong dua kata sama kamu”

“Apa?”

“Aku cinta kamu!”

“Lho itu kan tiga kata?”

“Dua kata. Karena aku dan kamu itu satu..”

SKIP! Intermezo gombal tadi. Sampai mana kita tadi?

Ah, sampai seorang kawan yang sudah berinvestasi harapan setelah lima tahun lamanya. Nah! Di tahun kelimanya ini, dia justru dilanda badai krisis harapan hebat. Karena apa? Karena dia tak tahu mau dibawa kemana hubungannya. Dia dan pasangannya ternyata berbeda. (Ya iyalah kalo sama serem cyiiin.. Jeruk makan jeruk donk). Errr.. Maksudku beda agama.

Saat dia berharap harapan-harapannya menuju pelaminan terlaksana, di satu titik dia menyadari, hal itu MENTOK! So, apa yang terjadi? WUUUZZ! Dalam sekejap, logika mengalahkan rasa dan membuat rasa cinta nya turun drastis kepada pasangannya.

Sebenarnya itu bisa dicegah lho.. Kita dari awal udah bisa merasakan, wah ini nanti bakal runyam kalo diteruskan.. Daripada kamu jatuh semakin dalam… kenapa tidak kamu amputasi lebih awal. Sakit sih.. Tapi mending sakit kutil kan daripada kalo dibiarin jadi tumor..

Itu tadi tentang perkara pertama!

Lalu yang kedua, kadang jika kita menggantungkan harapan pada seseorang, munculah sebuah rasa bernama… “Rasa Takut Kehilangan”


Ngaku deh,,, kalo kamu melihat seseorang yang semakin lama dilihat dia semakin baik, semakin cocok, dan semakin membuatmu kagum, maka akan tumbuh rasa semakin takut kehilangannya. Wah, malah kadang-kadang ini bisa aja berbuah jadi tindakan-tindakan Irrasional. Kasus siska menurutmu karena apa? Karena takut kehilangan..

Rasa takut kehilangan. Ada “rasa” pada frase tadi. Sesuatu yang berasal dari perasaan seringkali melumpuhkan pikiran. Kamu gak akan bisa berpikir jernih kalau rasa takut kehilangan mengendalikan. Kamu akan melakukan apa pun, entah itu mengubah diri dan berusaha membuat diri menjadi sempurna, atau mengubah dia. Intinya biar dia gak pergi, bahkan gak jauh dari kamu. Hasilnya… dia bisa aja gak nyaman dengan perlakuan itu.

Ketika rasa takut kehilangan menyetirmu dengan segala tindakan gak logisnya, dia semakin gak nyaman, dan akhirnya benar-benar pergi.

Rasa takut kehilangan seringkali malah jadi kenyataan.

Banyak orang yang akhirnya berpisah sama orang-orang yang dia sayang cuma karena rasa takut kehilangan. Tapi ketika sendiri pun, rasa itu bisa datang lagi dan menghantui.

Takut kehilangan padahal memiliki saja belum. Hal ini sering banget terjadi pada mereka yang jatuh cinta diam-diam, mengagumi dalam bisu. Belum memiliki, bahkan kenal pun belum, tapi sudah berpikir terlalu jauh. Ujung-ujungnya… nyesek sendiri.

Hayolo.. ngaku aja deh.. Gimana nyeseknya perasaan kamu dulu pas kamu tau orang yang diam-diam kamu sukai justru memilih orang lain.

Sms sms mesra nya sama siapa, nikahnya sama siapa..

LDR an nya ma siapa, ngelamarnya sama siapa..

Yang dikenalin ke orang tua siapa, yang dibawa ke KUA siapa..

Halah.. Ujung-ujungnya curhat strike again!


Bahkan pada tahap paling awal dua orang bertemu pun, rasa takut kehilangan bisa muncul. Misalnya pas sebelum kenalan, sering banget seseorang mikir, “Gimana nanti kalo dia gak mau? Terus kalo dia mau tapi gak bisa berlanjut dengan baik gimana? Gue harus mulai dari mana? Gue mesti gimana?”

Dari situ aja, bisa diliat kalau seseorang yang bahkan belum kenal pun bisa takut kehilangan.

Pada akhirnya Aku menyadari bahwa rasa takut kehilangan bukan ada karena kita memiliki. Tapi tumbuh bersama-sama dengan harapan untuk memiliki.

Dan semua diawali dengan terlalu berharap.

Mereka yang baik dalam menjaga hatinya adalah mereka yang berhasil mengendalikan harapan-harapan dalam dirinya.

Reblogging dari:

0 Comments:

Statistic

Ads 468x60px

Featured Posts

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Social Icons

 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com blogger templates