Minggu, 13 April 2014

Catatan Pendakian Gunung Merbabu 3,142 mdpl

Assalamulaikum..
Nah gimana kabar-kabar? Alhamdulillah sehat semua kan.. Ya moga sehat-sehat..
Eh lo tau nggak...

Hehehe ---"

Santai manteman, itu tadi kalimat bercandaannya 'Dzawin' Stand up comedian SUCI 4 asal Bogor yang baru-baru ini ane suka. Suka dengan cara penyampaian materinya yang lebih berbobot, berisi, and nggak bikin gemuk (makanaan keleuus) :D

Pada edisi kali ini ane mau cerita-cerita tentang pengalaman ndaki sebuah gunung, yang mana dulu pernah sempat sekali kita berencana ndaki bareng-bareng (temen2 kampus) ke gunung itu n pada akhirnya malah gagal ndaki. Yap... Betul sekali, gunung Merbabu. (Yaelah pan itu udah kebaca dari judulnyee)

Gunung Merbabu terletak di wilayah Magelang dan Boyolali dengan ketinggian 3,142 mdpl. Termasuk salah satu gunung paling indah di Indonesia. Pendakian gunung Merbabu juga cukup populer, dikarenakan gunung ini memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi ditambah pula dengan pemandangan yang disajikan memang indah.


Gunung Merbabu dikenal memiliki 7 buah puncak dengan 2 puncak tertinggi yaitu puncak Syarif (3,119 mdpl) dan puncak Trianggulasi (3,142 mdpl). 5 puncak lainnya adalah Watugubuk, Watutulis, Gegersapi, Ondorante dan Kentengsongo. Gunung ini juga memiliki 5 buah kawah yaitu kawah Candrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sumbernyowo.

Pendakian berawal dari sms-sms an sama seorang teman lama yaitu Ahmad Hafidz asal Magelang yang konon sekarang-sekarang ini hidup di kota Semarang. Awalnya memang dia orang nanya, "mau ikut ndaki nggak Jack..? Merbabu nih". Karena ane nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang jarang dateng seperti ini, akhirnya kata "okeh" lah yang menjawab pertanyaan Hafidz tersebut. "Pid, H-3 (dibaca: H min 3) antum sms ane lagi, kabar-kabarin..."

Jreng-jreng... Singkat kata, rencana pendakian Merbabu pun deal. Jadi. Dengan catatan ketemuan di sebuah masjid didaerah Selo pada saat sore hari (sekitar ashar).

Perjalanan dimulai. Berangkat dari kampus tepat pukul 1 pm waktu Surakarta bagian lagi panas-panasnya waktu itu. Haahh, sendiriaaan? Jomblo yaa?? Hahaha.. Di haha-hahain aja. Yah, sendirian memang berangkat ke Selo waktu itu, dikarenakan teman-teman yang biasa diajak ndaki gunung sedang mengalami kesibukan yang super, n seorang lagi terkena insiden kecelakaan motor sehingga tidak memungkinkan untuk ikut serta dalam pendakian ini.

Perjalanan yang menyiutkan semangat.. Perjalanan baru dimulai 15 menit (an kurang lebih) yang pada awalnya panas menanas (kata-kata baru yang sesat, tidak sesuai EYD) berubah menjadi mendung membendung yang berakhir dengan turunnya rintik-rintik air. Sempat berfikir untuk balik sebenarnya. Tapi apa daya perbekalan yang sudah dibeli, uang yang sudah keluar untuk mempersiapkan pendakian ini, and perut yang sudah terisi full ini-lah yang akhirnya meningkatkan kembali semangat sampai pada titik overstated. Dengan berhenti sebentar, memasang jas hujan atas-bawah yang sudah dibawa, dan... Perjalanan pun dilanjutkan.

Masjid Selo pukul 3.30 pm. Dingin, yang bukan hanya karena pasca hujan. Tapi memang keaslian cuaca didaerah Selo adalah seperti itu. Kita bertemu, bersalaman satu sama lain yang setelah dihitung-hitung jumlah keseluruhan Hafidz dan teman-temannya adalah 12 orang. Waw, kalau dihitung ane berarti 13 orang. Lumayan.

Tidak lama, rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju base camp pendakian Gunung Merbabu yang jaraknya lumayan jauh dari masjid tersebut. Ane lanjut mengendarai motor dengan membonceng Hafidz di belakang. Jalan menuju base camp tidak selamanya lurus, mulus, dan datar. Jalan yang berliku, tidak rata alias banyak lobang-lobang, dan naik turun yang membuat motor dikendarai dengan pelan dan sangat hati-hati. Sesekali Hafidz turun jika jalan menanjak parah dan tidak rata.

15 menit sudah perjalanan ditempuh dari masjid Selo menuju base camp pendakian gunung Merbabu. Kita berdua beristirahat sambil menuju rombongan pejalan kaki yang belum sampai.





Rombongan pejalan kaki tidak lama kemudian datang ketika waktu menunjukan pukul 4.20 pm, kita mengadakan briefing sejenak. Mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa sampai atas, dan meninggalkan sisanya yang dirasa kurang di pentingkan.

"Yah, kita naik mulai jam 5 pm. Segera dipersiapkan, jangan ada yang tertinggal."

Ujar bang Rinaldi selaku pimpinan rombongan pendakian.

Semua bergegas. Jreng-jreeng....

Singkat kata, jam menunjukan pukul 5 pm. Tepat.

"Ayo-ayo kita kumpul lagi sebelum jalan."

Bang Rinaldi berseru kepada semuanya.

Kita segera memenuhi panggilan itu. Berkumpul, melingkar.

"Sebelum kita berangkat, alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu. Supaya nanti perjalanan kita tidak ada halangan dan semua bisa berjalan dengan lancar sesuai rencana.. Berdoa di dalam hati masing-masing, berdoa di mulai"

Semua diam, berusaha khusyu' dan mencoba larut dalam do'a masing-masing.

"Yah cukup... Amiin"

Rombongan pun berjalan, di iringi dengan rintikan air-air kecil yang turun secara beriringan. Gerimis.





Perjalanan menuju pos 1 melewati hutan pinus yang biasa digunakan sebagai tempat camping ground. Jalan yang dilewati pun terbilang landai dan sangat jelas. Sepanjang perjalanan ditemukan banyak petunjuk arah yang menuntun para pendaki. Dari base camp menuju pos 1 kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 60 menit-an. Gambaran pos 1 tidak terlalu wah. Hanya berupa sebidang tanah luas, dan tidak ada pemandangan tambahan selain hanya berupa hutan seisi-isinya.

Karena pendakian diadakan di malam hari, maka tidak ada istirahat sesampainya di pos 1. Lanjut dan tetep ganteng dengan semangat... (muehehe).

Menuju pos 2, jalur yang dilewati masih cukup landai. Jalur yang membentang di tengah hutan tropis yang membuat udara semakin sejuk, apalagi dimalam hari. Ditengah perjalanan menuju pos 2, pendaki akan melewati pos bayangan 2 yang berupa sebuah tanjakan yang sangat terjal. Tanjakan ini adalah lintasan yang paling berat sepanjang perjalanan menuju pos 2. Menuju pos 2 dibutuhkan waktu sekitar 65 menit sampai dengan 70 menit-an. Dan kondisi yang ditampilkan tidak jauh dengan tampilan pos 1 yang berupa sebidang tanah akan tetapi hanyasaja sedikit lebih sempit.

Setelah meninggalkan pos 2, jalur pendakian mulai keluar dari hutan. Kita bisa melihat pemandangan berupa lembah pegunungan dan bunga-bunga edelweis muda (pada waktu itu baru tumbuh) di lereng gunung. Untuk sampai pada pos 3 yang dinamai "Watu tulis" ini hanya membutuhkan waktu sekitar 45 sampai 50 menit-an. Pos yang masih berupa sebidang tanah, akan tetapi cukup luas dan medannya sangat terbuka sehingga hembusan angin dimalam itu sangat terasa sekali. Mak nyessss...

Kita beristirahat sejenak, duduk selonjor. Mantap.

Tidak lama, perjalanan dilanjutkan. Menuju pos 4 yang disebut dengan "Sabana 1" dikarenakan konon terletak dipinggir sabana yang indah.

Inilah pos yang paling kita tunggu-tunggu, apalagi yang baru njajal gunung Merbabu pada waktu itu. Tapi untuk sampai di pos 4 harus melewati track yang tidak sangat-sangat mudah sobatt.. Jalur paling terjal pendakian Merbabu via Selo adalah jalur menuju pos 4. Jalur yang licin (apalagi setelah hujan) dan bercabang menuju bumbu tersendiri dalam perjalanan menuju pos 4. Nggak sedikit diantara rombongan pada waktu itu yang jatuhm, atau hanya sekedar terpeleset selama perjalanan. Menuju pos 4 butuh waktu 65 sampai dengan 75 menit untuk sampai.

Mau lihat penampakan "Sabana 1"? Tapi ngambil waktu turun nggak papa kan ya.. Ngga papa lah, kan blog-blog ane :p





#bersambung sek...

0 Comments:

Statistic

Ads 468x60px

Featured Posts

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Social Icons

 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com blogger templates